Haaai! Jadi gw sedang dalam progress membaca Alfa dan Omega 8 (Kemenangan Akhir), ini tugas Pathfinder dan targetnya selesai 2 bulan untuk 700 halaman ini. Gw baru selesai baca bab 1, Keruntuhan Kota Yerusalem. KEREEEEEEN, diceritain bener2 jatohnya Yerusalem. Jadi ini yang bisa gw petik:
Yerusalem udah jadi sombong, berdosa dan ga mo ngaku kalo mereka dosa. Protes, himbauan, teguran udah dikomat-kamitkan, teteeeep aja ga nyadar2, sampe Allah ngirim Yesus. Cuma sedikit yang ngikut Yesus. Sampe akhirnya cawan murka Allah udah penuh, dan Allah lepas kendali dari Yerusalem. Allah ngebiarin Setan yang memimpin Yerusalem. Yesus udah mengamarkan, murid-murid malah bilang “Kau lihat gedung-gedung yang hebat ini?” (Markus 13:1). Yesus jawab, “Sesungguhnya tidak ada satu batu pun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan.” (Mat 24:2-3). Yesus udah liat masa depan Bait Suci megah yang nantinya bakal dilalap api.
Murid-murid tanya gimana cara tau hari kesudahan udah dateng? Yesus ngasi penjelasan dan kata Yesus saat itu, semua yang mau tetep hidup harus langsung melarikan diri. Ga ada yang namanya balik lagi ke rumah, ngambil harta benda. Sampe ditulis begini mereka yang bekerja di lading atau di kebun anggur jangan lagi membuang waktu untuk menukar pakaian yang dipakainya bekeja di bawah terik matahari pada hari itu. Mereka tidak boleh membuang-buang waktu sesaat pun kalau mereka tidak mau terlibat dalam kebinasaan menyeluruh itu.
Tuhan telah menyatakan melalui Nabi Mikha, “Baiklah dengarkan ini, hai para kepala kaum Yakub, dan para pemimpin kamu Israel! Hai kamu yang muak terhadap keadilan dan membengkokkan segala yang lurus, hai kamu yang mendirikan Sion dengan darah dan Yerusalem dengan kelaliman! Para kepalanya memutuskan hukum karena suap, dan para imamnya memberi pengajaran karena bayaran, para nabinya menenung karena uang, padahal mereka bersandar kepada Tuhan dengan berkata: Bukankah Tuhan ada di tengah-tengah kita! Tidak akan datang malapetaka menimpa kita!” (Mikha 3:9-11).
Selama 7 tahun seseorang terus –meneris menelusuri jalan-jalan kota Yerusalem, menyatakan malapetaka…… menyanyikan ratapan kesedihan. “Suara dari timur! Suara dari barat! Suara dari keempat penjuru mata angin! Suara menentang Yerusalem dan menentang Bait Suci! Suara menentang pengantin laki-laki dan pengantin perempuan! Suara menentang semua orang!”. Orang aneh ini dipenjarakan, dicambuk dan dihukum dengan kejam, tetapi tidak ada keluhan yang keluar dari bibirnya. Terhadap hinaan dan perlakuan kejam itu ia hanya menjawab, “Malapetaka, malapetaka bagi Yerusalem! Malapetaka, malapetaka bagi penghuninya!” Seruan amarannya terhenti setelah ia dibunuh pada pengepungan yang dikatakan sebelumnya.
Pasukan Roma dipimpin Cestius menyerang, tapi Allah mengulur waktu supaya umat-umat percaya bisa mengungsi. Akhirnya Cestius dkk ga jadi. Yerusalem kira mereka udah aman. Tapi mereka salah!
Titus dan pasukan Roma dateng mau nyerang. Tapi waktu Titus ngeliat Bait Suci yang megah nan indah, dia memerintahkan pasukannya ga boleh ngelanggar kesucian Bait Suci itu! Terus terjadi bala kelaparan. Begitu ganasnya kelaparan itu, sehingga manusia menggerogoti ikat pinggang kulit, sandal kulit dan penutup perisai yang terbuat dari kulit. Banyak orang menyelinap keluar pada malam hari, mengumpulkan tanaman liar yang tumbuh di luar tembok kota, meskipun banyak yang tertangkap dan disiksa dengan kejamnya. Dan mereka yang kembali dengan selamat sering dirampok apa-apa yang telah mereka kumpulkan dengan penuh bahaya. Penyiksaan yang paling tidak mengenal peri kemanusiaan dilakukan oleh mereka yang berkuasa, untuk mengambil bahan makanan dari orang yang kelaparan, yang mungkin mereka sembunyikan. Dan tindakan kekejaman ini sering dilakukan oleh orang-orang yang cukup makan, dan hanya semata-mata untuk menimbun persediaan makanan untuk diri sendiri di masa mendatang.
Pertanyaan nabi, “Dapatkan seorang perempuan melupakan bayinya” (Yesaya 49:25), jawabnya terdapat di dalam tembok kota yang mengalami malapetaka itu. “Dengan tangan sendiri wanita yang lemah lembut memasak kanak-kanak mereka, untuk makanan mereka tatkala runtuh putri bangsaku. (Ratapan 4:10)



No comments:
Post a Comment